Mengenal dan memahami sifat wajib, mustahil, dan jaiz Allah swt. Kita sebagai orang beriman hendaknya perlu untuk merenungi kebesaran serta kekuasaan Allah swt yang maha pencipta alam semesta yang begitu luas untuk keperluan hidup manusia di dunia ini.
Membuktikan keberadaan Allah swt tentunya tidak sama dengan membuktikan adanya benda-benda yang ada di sekitar kita. Keberadaan benda dapat kita buktikan dengan panca indra manusia. Seperti dengan diraba, dilihat, dan didengar. Sedangkan Allah stw tidaklah dapat diraba, dilihat, maupun didengar dengan panca indra. Membuktikan adanya Allah swt hanya dapat kita lakukan dengan tanda-tanda yang dapat dibaca oleh hati nurani manusia.
Sifat Allah terbagi menjadi tiga macam, yakni sifat wajib, sifat mustahil dan jaiz. Sifat-sifat Allah memiliki arti suatu keadaan yang berhubungan dengan keagungan-Nya. Zat dan sifat Allah swt tidaklah dapat dibayangkan oleh pikiran manusia.
Dalam artikel ini kita akan bersama-sama membahas ketiga sifat Allah swt tersebut disertai dengan dalil-dalilnya. Namun sebelum kita membahas sifat-sifat Allah swt tersebut , alangkah baiknya jika anda juga membaca artikel tentang Perilaku yang Sesuai dengan Nilai-Nilai Akidah Islam.
Sifat wajib Allah swt yaitu sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah swt. Sifat-sifat tersebut sesuai dengan keagungan Allah swt sebagai maha pencipta alam semesta beserta isinya. Didalam ilmu aqa’id, disebutkan bahwa sifat wajib bagi Allah swt adalah sebagai berikut.
Allah bersifat wujud (ada), adanya Allah swt dapat dibuktikan dengan adanya alam semesta ini. Alam semesta yang luas ini tentunya ada yang membuat dan tidaklah mungkin ada dengan sendirinya. Sebagaimana firman Allah swt.
اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُۗ
Artinya:
Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang maha hidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). QS Ali ‘Imran (3: 2).
Allah bersifat qidam (terdahulu), Allah swt adalah tuhan maha pencipta alam semesta, Dia lebih dahulu ada sebelum segala sesuatu itu ada. Allah swt berfirman dalam Al Quran surat Al-Hadid ayat 3.
هُوَ الْاَوَّلُ وَالْاٰخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ
Artinya:
Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. QS Al-Hadid (57: 3)
Allah swt bersifat baqa (kekal). Semua makhluk hidup yang diciptakan Allah swt akan hancur, sedangkan Dia sebagai pencipta tidak akan pernah akan rusak. Dia kekal selama-lamanya dan tidak akan pernah mati, sebagaimana firman-Nya.
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍۖ وَّيَبْقٰى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلٰلِ وَالْاِكْرَامِۚ
Artinya:
Semua yang ada di bumi itu akan binasa, tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal. QS Ar-Rahman (55: 26-27)
Mukhalafatu lil hawaditsi (berbeda dengan ciptaan-Nya). Sifat yang sempurna dan istimewa dimiliki oleh Allah swt. Sifat Allah swt itu berbeda dengan makhluk ciptaan-Nya dan jika pun ada kesamaan hanyalah sama namanya saja, sedangkan kesempurnaan hanya milik Allah swt. Dia tak akan pernah memiliki kelemahan-kelemahan sebagaimana makhluk ciptaan-Nya. Sebagaimana firman Allah swt dalam Al Quran surat 42 Asy-Syura ayat 11.
لَيْسَ كَمِثْلِهٖ شَيْءٌ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ ….
Artinya:
….Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat. QS Asy-Syura (42: 11)
Qiyamuhu binafsihi (berdiri dengan sendirinya). Allah swt sebagai pencipta jagat raya adalah maha kuasa. Allah swt tidak memerlukan bantuan dari kekuatan lainnya karena Dia memiliki kekuatan yang ada pada sisi diri-Nya.
اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُۗ
Artinya:
Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). QS Ali Imran (3: 2)
Allah swt bersifat wahdaniyyah (maha esa). Kita sebagai manusia dituntut untuk meyakini dengan sepenuhnya bahwasanya Allah swt itu maha esa, tiada sekutu bagi-Nya. Allah maha esa artinya Dia tidak terbilang dua, tiga, dan seterusnya. Hal ini sebagaimana firman Allah swt.
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
Artinya:
Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” QS Al-Ikhlas (112: 1-4)
Pada ayat yang lain Allah swt berfirman.
لَوْ كَانَ فِيْهِمَآ اٰلِهَةٌ اِلَّا اللّٰهُ لَفَسَدَتَاۚ فَسُبْحٰنَ اللّٰهِ رَبِّ الْعَرْشِ عَمَّا يَصِفُوْنَ
Artinya:
Seandainya pada keduanya (di langit dan di bumi) ada tuhan-tuhan selain Allah, tentu keduanya telah binasa. Mahasuci Allah yang memiliki ‘Arsy, dari apa yang mereka sifatkan. QS Al-Anbiya’ (21: 22)
Alllah swt bersifat qudrah (mahakuasa). Manusia bisa berkuasa, akan tetapi kekuasaan manusia sangatlah terbatas. Manusia tak akan dapat mempertahankan dirinya agar tetap hidup. Allah swt maha berkuasa diatas segalanya. Dialah yang memiliki kuasa untuk menciptakan alam ini, memelihara, serta sanggup menghancurkannya dengan kekuasaan yang dimiliki-Nya. Di dalam Al Quran Allah swt berfirman.
اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ….
Artinya:
…. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. QS Al-Baqarah (2: 20)
Pada ayat lain Allah swt juga menjelaskan.
وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهٖۗ وَهُوَ الْحَكِيْمُ الْخَبِيْرُ
Artinya:
Dan Dialah yang berkuasa atas hamba-hamba-Nya. Dan Dia Mahabijaksana, Maha Mengetahui. QS Al-An’am (6: 18)
Allah swt bersifat iradah (maha berkehendak). Manusia mempunyai kehendak, akan tetapi banyak diantara keinginan atau kehendak manusia itu yang tak terlaksana. Sedangkan kehendak Allah swt itu pasti terlaksana, karena Allah swt mahakuasa. Jika Dia berkehendak, tak ada satupun yang bisa menolak. Allah swt mempunyai kehendak dan kemauan sendiri dalam menciptakan alam semesta yang luas ini. Allah swt tidak pernah diperintah maupun diatur pihak lain. Ini dinyatakan dalam Al Quran surat ke 36 Yasin ayat 82, sebagai berikut.
اِنَّمَآ اَمْرُهٗٓ اِذَآ اَرَادَ شَيْـًٔاۖ اَنْ يَّقُوْلَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ
Artinya:
Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu. QS Yasin (36: 82)
Allah swt bersifat ‘alim (maha mengetahui). Manusia yang berakal sehat pastinya mengakui bahwa orang-orang yang membuat sesuatu itu pasti mengetahui sesuatu yang akan dibuatnya. Allah swt adalah maha pencipta, Dia menciptakan alam ini dan Dia pulalah yang mengetahui semua apa yang diciptakan-Nya. Hal ini sebagaimana firman Allah swt.
وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ….
Artinya:
…. dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. QS Al-Hujarat (49: 16)
Pada ayat yang lain Allah swt juga berfirman.
اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ ۢبِذَاتِ الصُّدُوْرِ ….
Artinya:
Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala isi hati. QS Ali Imran (3: 119)
Allah swt bersifat hayat (hidup). Seluruh yang hidup di jagat raya ini tunduk kapada Allah swt. Dialah yang mengatur kehidupan semua ciptaan-Nya. Allah swt tidak akan pernah mati dan Dia kekal selamanya. Allah swt berfirman.
اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُۗ
Artinya:
Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Mahahidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). QS Ali Imran (3: 2)
Allah swt bersifat sama’ (maha mendengar). Tidk ada segala sesuatu pun yang tidak didengar Allh swt. Meskipun jumlah suara makhluk yang diciptakan-Nya tak terhitung jumlahnya, kesemuanya itu akan didengar oleh Allah swt. Sebagimana firman-Nya dalam Al Quran surat ke 49 Al Hujarat ayat 1, sebagai berikut.
اِنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ ….
Artinya:
…. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. QS Al-Hujarat (49: 1)
Allah swt bersufat basar (maha melihat). Allah swt lah semuanya yang mengatur, menjalankan, serta mengawsi benda-benda ciptan-Nya seperti mathri, bulan, bintang, dan planet-planet lainnya. Kesmuanya itu tk ada satupun yang terlepas dari penglihatan-Nya. Allh swt berfirman sebagai berikut.
وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ ….
Artinya:
…. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. QS Al-Baqarah (2: 265)
Allah swt bersifat kalam (maha berfirman). Kalam memiliki arti bahwa Allah swt berbicara melalui firman-Nya yang berupa wahyu. Hal ini sebagaimana firman Allah swt dalam Al Qur’an.
وَكَلَّمَ اللّٰهُ مُوْسٰى تَكْلِيْمًاۚ ….
Artinya:
…. Dan kepada Musa, Allah berfirman langsung. QS An-Nisa’ (4: 164)
Disamping sifat-sifat wajib Allah swt yang sudah dijelaskan di atas, ada sebagian ulama menambahkannya dengan tujuh sifat Allah swt, sehingga jumlahnya menjadi dua puluh. Adapun tujuh sifat wajib yang dimaksud tersebut yaitu.
Qadiran, berarti bahwa Allah swt itu mahakuasa.
Muridan, berarti bahwa Allah swt itu maha berkehendak.
‘Aliman, berarti bahwa Allah swt itu maha mengetahui.
Hayyan, berarti bahwa Allah swt itu mahahidup.
Sami’an, berarti bahwa Allah swt itu maha mendengar.
Basiran, berarti bahwa Allah swt itu maha melihat.
Mutakalliman, berarti bahwa Allah swt itu maha berbicara.
Merupakan sifat-sifat yang secara akal tidak mungkin dimiliki Allah swt. Dalam ilmu tauhid dinyatakan bahwa sifat mustahil Allah itu ada tiga belas, diantaranya.
‘Adam, artinya tidak ada.
Hudus, artinya permulaan.
Fana, artinya rusak.
Mumasalatu lil hawadisi, artinya menyerupai makhluk.
Qiyamuhu bigairihi, artinya membutuhkan sesuatu selain diri-Nya.
Ta’addud, artinya lebih dari satu.
‘ajzun, artinya lemah.
Karadah, artinya terpaksa.
Jahlun, artinya bodoh.
Mautun, artinya mati.
Summun, artinya tuli.
‘Umyun, artinya buta.
Bukmun, artinya bisu.
Sifat jaiz Allah swt berarti sifat kebebasan Allah, yaitu kebebasan yang dimiliki-Nya sebagai tuhan sekalian semesta alam. Sifat jaiz Allah swt merupakan kebebasan untuk berbuat segala sesuatu atau tidak berbuat sesuatu itu hanya sesuai dengan kehendak-Nya yang mutlak.
Adapun pembahasan tentang kebebasan-kebebasan mutlak yang dimiliki Allah swt akan kita bahas pada artikel selanjutnya.
Wallahualam bissawab.