Benarkah Alam Semesta Terus Mengembang?

Apakah alam semesta itu tak terbatas? Atau ia terbatas dan dalam keadaan tetap? Semenjak dahulu hal itu sudah menjadi perdebatan para pemikir besar. Perdebatan dari berbagai jenis penalaran tak berhasil menyelesaikan dilema ini. Permasalahan ini pernah menjadi subjek spekulasi filsafat sebelum mendapatkan tempatnya dalam khazanah ilmu fisika. Sebagian pemikir-pemikir besar mengungkapkanj pendapatnya bahwa alam semesta ini bukan merupakan ruang terbatas, sementara yang lain menyatakan bahwa batas-batasnya sudah ada.

Al-Quran menggambarkan bahwa alam semesta sebagai jagat raya yang terus mengembang dan dinamis. Menurut gambaran Al-Quran, alam semesta setiap saat mempunyai aspek baru yang menyimpang dari konsep ruang tak terbatas, pengembangannya yang secara terus-menerus tersebut menolak konsep jagat raya terbatas dan keadaan tetap. Al-Quran menghentikan kontroversi para pemikir.

Fakta ini memberikan kontribusi dalam pembuatan keputusan oleh para pemikir yang terus mencari jawaban, menyelidiki apakah Al-Quran firman tuhan atau sebaliknya. Asumsi dari para pemikir dan filsuf ternama seperti Aristotelse, Ptomeleus, Giardano Bruno, Galileo Galilesi, dan Isaac Newton, yang mana mereka hanyalah beberapa contoh pemikir terbesar dalam sejarah. Mereka mendasarkan argumen pada observasi dan rumus-rumus yang mereka turunkan dengan pintarnya, menyatakan bahwa alam semesta mempunyai batasan atau merupakan ruang tiada bertepi. Akan tetapi tak terlintas dalam benak mereka model jagat raya yang terus berkembang dinamis hingga abad ke 20, ketika Edwin Hubble, dengan teleskop, menunjukkan bahwa alam semesta mengembang. Teori tentang pengembangan jagat raya pertama kali diajukan pada 1920 an. Sebelum Al-Quran diturunkan tidak ada satu pun sumber lain yang telah memberikan pernyataan seperti itu.